Nyanyian Malam untuk Ibu Pertiwi
Dalam Pelukan Waktu
Kala rembulan merangkak di angkasa,
Bersama angin membawa mantra maya,
Ibu Pertiwi terjaga dalam nestapa,
Mengiringi bangsa yang terhempas asa.
Di bawah candra yang bersinar temaram,
Tanah suci, kau teduh dalam kesunyian,
Langit berbicara dalam bahasa Dharma,
Menyapa bumi yang lapar akan Nirwana.
Wahai Ibu, peradabanmu kian renta,
Anak-anakmu tersesat dalam alpa,
Tapi hatimu tetap teduh dalam Bhakti,
Menanti mereka kembali dalam suci.
Gunung-gunung bersujud pada samudra,
Sungai-sungai berbisik dalam cakap Bhima,
Riak air menyanyikan lagu abadi,
Menjaga harapan yang tak pernah mati.
Dalam malam hening, kami mendengar,
Suaramu memanggil di antara bintang,
Engkau memanggil kami pulang,
Meniti jalan dalam cahaya Swarga.
Matahari esok takkan sama lagi,
Tapi cahayanya tetap menyala dalam bakti,
Setiap langkah kami menapak bumi,
Adalah persembahan jiwa untukmu, Ibu.
Wahai Ibu Pertiwi, dengarlah sumpah kami,
Kami akan menjaga sukmamu yang suci,
Menanam kasih dalam setiap jejak kaki,
Untukmu, tempat kami kembali dan berlindung abadi.
Dalam tanahmu terkubur masa lalu,
Dalam langitmu tersirat takdir baru,
Kami bawa nama Nusantara dalam dada,
Berlari bersama hembusan mantra sang kala.
Setiap jengkal tanahmu adalah doa,
Setiap butir pasir adalah janji setia,
Kami ukir dalam jiwa, cinta yang baka,
Untukmu, Ibu, yang tak pernah meminta.
Jika langit menangis dan badai datang,
Kami tak gentar, kami tetap pulang,
Karena pada rahimmu kami dilahirkan,
Dalam pangkuanmu kami temukan harapan.
Engkau adalah rumah dari segala cahaya,
Engkau adalah pelita di tengah gulita,
Dalam gelap, kami nyalakan suar Swarga,
Untuk mengusir segala duka yang ada.
Wahai Ibu, dengarlah doa anak-anakmu,
Kami persembahkan hati ini untukmu,
Berkahmu kami mohon setiap waktu,
Agar langkah kami tetap lurus dan jujur.
Komentar
Posting Komentar